Saat itu di tahun 90'an,aku adalah pelajar dari sebuah sekolah menengah atas negeri( SMAN ) di sebuah kota yang telah sedikit banyaknya berpengaruh besar terhadap jalan hidupku sekarang.Berbekal secarik kertas hasil ujian negara ( NEM ) yang saat itu sangat berharga untuk bisa memasuki sebuah sekolah negeri terkenal. Ya, saat itu dari sekian banyak,ratusan orang yang berhasil lulus sekolah menengah pertama di kota asalku,aku adalah siswa yang mendapatkan nilai ujian negara yang sangat bagus di sekolah menengahku waktu itu. Sebagai gambaran saja bagaimana istimewanya aku ( hehehe sombong yaa,,,!! ),seorang perempuan temanku dan sainganku di kelas mendapatkan nilai ujian negara 45 dan bisa masuk ke sebuah sekolah menengah atas elit di kota Bandung pada waktuitu,Sementara aku mendapatkan nilai 42.Ya berbekal nilai itu,maka aku putuskan berangkat ke kota itu dan menjadi siswa di sebuah sekolah menengah atas kota tersebut.
Berbekal prestasi yang aku bawa dari sekolah menengah pertama-ku,aku berusaha di awal masa belajarku di SMA itu untuk bisa melanjutkan tradisi pelajar berprestasi.Belajar dan membaca adalah kegiatan yang masih bisa aku bisa lakukan di setiap harinya di masa awal sekolah di sana.
Hari terus berganti hari,kemudian minggu terus bulan,tidak terasa waktu itu aku sampai di kelas 2 sekolah menengah atas itu. Perubahan mulai aku rasakan,ketika sekian lama waktu orientasi dan adaptasi di kelas dan sekolah itu,aku mulai berinteraksi dekat dengan teman kelas ataupun lain kelas. Aku mulai bergaul dan masuk sebuah lingkungan yang sangat baru bagi aku dibanding yang lalu-lalu.Aku merasakan semangat belajarku mulai kurang,semangat bersaing berprestasi mulai memudar,sementara waktu buat hangout dan kumpul-kumpul lebih menjadi kebiasaan prioritasku bareng teman pada saat itu. Ya,saat itulah waktu " gelap ",,,,," mendung " mulai perlahan aku masuki.
( Bersambung ) .......sambil menanti kelanjutan ceritaku di episode Pengamen Terminal,sudahkah anda kenal saya,kalau belum baca dulu cerita ini Sbastian Roses Namaku yaa,,,,,,,,,,,,,,,,,
Leave a Reply
mohon maaf apabila banyak kata atau ekspresi kalimat yang terlalu sensitif dan di luar batas norma dan etika.